puisi ibu – Untuk mengungkapkan rasa sayang terhadapat seseorang dapat kita laksanakan dengan beragam perihal seperti beri tambahan hadiah atau kejutan dan berikan perhatian, dua perihal selanjutnya adalah rasa sayang yang dapat kita tunjukan dengan perbuatan. Namun tersedia cara lain yang dapat kita laksanakan yaitu dengan perkataan, di mana justru dengan sebuah perkataan inilah rasa selanjutnya dapat terutarakan dengan seutuhnya dan yang paling mewakili apa yang kita rasakan.
Ibu, pastinya adalah keliru satu orang yang paling kita sayangi yang tersedia di muka bumi ini gara-gara beliaulah yang melahirkan dan menjaga kita sampai tumbuh jadi dewasa seperti ini. Kita dapat mengungkapkan rasa sayang kepada Ibu kita melalui perkataan, keliru satunya yaitu melalui Puisi Ibu yang dapat kita berikan saat ulang th. atau di saat hari Ibu sehingga hari selanjutnya semakin berkesan untuk ibu kita.
Berikut ini kumpulan – kumpulan puisi pendek untuk Puisi Ibu yang dapat Anda berikan ketika hari Ibu tiba.
Kumpulan Puisi Pendek untuk Ibu
1# Sajak Indah Untuk Ibu
Dunia ini terlampau memesona
Terangkai kasih bermuara
Cantik bagai permasuri raja
Cahaya kemerlap menghias permata
Arah mata angin itu memancar
Terlihat anggun pesonamu ibu
Seolah tinta mengidamkan menulis sejarah
Karena cinta ibu berlabuh
Wahai ibu
Perjuanganmu menawan
Doa-doamu terlantunkan
Perhatianmu tercurahkan
Sentuhanmu menghangatkan
Saat senja pada peraduan
Ibu selalu ramah senyuman
Bagai gelas-gelas kaca mengkilau
Menggoyahkan hati insan
Saat dunia berkata
Siapakah yang elok dan rupawan itu?
Bibir ini cuma dapat berucap
Ya dialah ibuku
***
2# Rindu Ibu
Malam belum ulang tergantikan
Masih saja gelap mencekam
Rindu begitu erat mengikat
Bersama lamunan nada tak teriramakan
Terlihat jauh di sana
Tergores sembilu tajam menyayat hati
Teringat kasih sayang seorang ibu
Yang tidak dulu jenuh tersenyum
Bersama angin semilir lembut
Hanya dapat terbuai dengan bayang semu
Temani lamunan yang tak tercurahkan
Ibu.. Aku rindu
Aku rindu padamu
Andai engkau di sini
Akan ku peluk erat dan tidak terlepaskan
Malam… Sampaikan padanya
Aku mengidamkan bertemu, ibu yang ku rindu
***
3# Terimakasih Ibu
Ibu …
Saat diriku kecil
Engkau mengajari berlangsung dan bicara
Tidak kenal payah dapat tubuhmu yang lelah
Melihat tangisan dan kenakalan itu
Senyum manis ibu merona bahagia
Seolah mengidamkan terhubung kuncup bunga menawan
Ibu…
Kini aku beranjak remaja
Kasih sayang itu tetap bermuara
Perhatian itu tetap seluas samudra
Tak dapat surut sampai senja menyapa
Terus kekal abadi dalam senang dan duka
Ibu…
Saat ini aku udah beranjak dewasa
Terimakasih ibu atas perjuanganmu
Terima kasih ibu atas pengorbananmu
Izinkan aku memeluk erat tubuhmu
Akan aku bisikkan…..
Engkau seluruh nya untukku oh ibu
4# Suara Ibu
Sebuah senja. Dedaun mersik digumul angin
Selendang tua dan bola mata yang jauh. Ia memandang musim merapuh
Sampai juga, anakku. Sampai termasuk sesiapa pada tujuan
Jika kau gagap berikan makna pada sepi, bukankah udah kukisahkan waktu
di tiap tiap kuatir dan sendirimu.
Sebuah senja. Dan sebentar ulang tentu malam
Kulihat tetesan yang sabar. Mungkin air mata dari pilu yang terakhir
Sampai juga, anakku. Usia tak lebih sepenggalan
Jika tak ulang kaudengar nada ibu esok pagi, di sebuah keabadian lain
Kita berjanji.
Oleh : Iyut Fitri
***
5# Air Mata Ibu
Kalau engkau menangis,
Ibundamu yang meneteskan air mata
Dan Tuhan yang dapat mengusapnya
Kalau engkau bersedih,
Ibundamu yang kesakitan
Dan Tuhan yang mempersiapkan hiburan-hiburan
Menangislah banyak-banyak untuk Ibundamu
Dan jangan buat satu kalipun untuk sebabkan Tuhan
naik pitam kepada hidupmu
Kalau Ibundamu menangis, para malaikat menjelma
butiran-butiran air matanya
Dan sinar yang memancar dari airmata ibunda
membuat para malaikat itu silau dan marah
kepadamu
Dan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci
sehingga Allah tidak melarang mereka tatkala
menutup pintu sorga bagimu
Oleh : Emha Ainun Najib
***
6# Bagaikan Cahaya Bulan
Ibu
Cintamu bagaikan sinar bulan
mengubah sesuatu yang terlampau kasar jadi keindahan,
sehingga jiwa-jiwa kecil yang masam
saling mencerminkan satu serupa lain dengan samar
seperti cermin yang retak
Melihat rohmu yang bercahaya
refleksi dari diri mereka
Dimuliakan seperti di dalam sungai kecil yang bersinar,
dan mencintaimu apa adanya.
Engkau tak lebih banyak tergambar di pikiranku
daripada kilauan
Aku melihatmu dalam sinar
pucat seperti sinar bintang di dinding abu-abu
lenyap bagai cerminan angsa putih
berkilauan di air yang beriak
Oleh : Lola Ridge
***
7# Kehangatan Ibu
Mengingat ibu,
Aku membaca luka kehidupan
Tersenyumlah dan lihatlah
Sepasang malaikat kecil ini
Bermain dengan ibunya
Seperti aku dulu padamu
Berlari ke dalam pelukanmu
Mencari kehangatan abadi
Oleh : Wiratmadinata
***
8# Cinta Ibu
Sebuah foto kenangan membawaku
Aku melintasi tahun-tahun yang udah melalui dan melihat
Diriku berada di samping lutut ibu
Aku merasakan tangannya yang lembut menahan
Perasaanku yang egois, dan mengetahui lagi
Ketidakpekaan seorang anak dari kesalahan dan luka
Tapi sekarang lebih bijaksana, seorang pria kelabu udah tumbuh
Kebutuhan masa kecilku udah dipenuhi dengan lebih baik
Cinta tegas ibuku yang aku miliki
Oleh : John Greenleaf Whittier
***
9# Memendam Bara
Bertahun-tahun lewat
Kumemendam bara dalam dada
Kealpaan remeh seolah tak termaafkan
Kau bentak aku, kau maki aku!
Kini kusadari
Kujadi makhluk hampir prima karenamu
Pengasih
Pemaaf
Lapang dada
Kini ibu,
Mohon menerima maaf dari si durhaka ini
Kusadar kaulah pemberi kasih yang hakiki
Oleh : Lilian
***
10# Perempuan Itu
Perempuan yang bernama kesabaran
‘pabila malam menutup pintu-pintu rumah
masih saja ia duduk menjaga
anak-anak yang sedang gelisah dalam tidurnya
Perempuan itu adalah ibuku…
Perempuan yang menangguhkan segalanya
bagi impian-impian yang mendatang
Telah memaafkan tiap tiap dosa dan kenakalan
anak-anak selama zaman.
Perempuan itu adalah ibuku…
Bagi siapa Tuhan menerbitkan matahari surga
Bagi siapa Tuhan beri tambahan singgasana-Nya
Dan dengan segala ketulusan
ia mencuci tiap tiap tekad busuk anak-anaknya
Dia adalah ibu…
Oleh : Arifin C. Noer
***
11# Sajak Haru Ibu
Pagi itu indah menyapa
Mentari seolah ikuti cara kecil ini
Menapak kaki dan pandang mata ke sana
Terlihat surau berskala kecil
Saat ku datangi keluar seorang ibu tua
Ia berlangsung tertatih-tatih
Matanya sayup gara-gara usia
Seakan nahkoda tak dapat ulang mengendalikan kapal
Ibu tua itu merana
Permaisuri yang dulu ia rawat entah ke mana
Atau ia udah berhiaskan dengan tahta di sana
Kemerlap dunia itu melawan masa
Hingga tak dapat ulang permaisuri bersua
***
12# Mata Air Cinta
Ibu…
Memelukmu adalah kenyamananku
Melukis senyummu adalah keinginanku
Mencintaimu udah tentu kewajibanku
Namun terkadang
Melawanmu jadi kebiasaanku
Bahkan ku menyiakanmu dan
Melupakanmu sebagai seorang ibu
Tanpa kusadari begitu teririsnya hatimu
Harusnya aku jadi pelindung
Bukan jadi anak yang tak mengetahui untung
Harusnya aku jadi anak yang penurut
Bukan jadi anak yang banyak nuntut
Aku tetap terlampau ingat
Ketika itu tak tersedia biaya untuk berangkat
Dari kampung menuju perkotaan yang padat
Waktu itu hujan begitu lebat
Kakimu kau paksa menapak
Hanya bermodal payung rusak
Ibu menjelajah rumah ke rumah dengan hati terisak
Tak peduli petir menyambar
Ibu selalu berlangsung dengan sabar
Meski tubuhmu udah gemetar
Ibu tetap mengetuk pintu warga sekitar
Terimakasih sang pencipta
Kau beri aku seorang wanita tangguh
Yang selalu mengusap air mata
Ketika ku dilanda derita
Yang punya hati sebening permata
Dan yang jadi mata air cinta
Oleh : Boby Julianto Siallagan
***
13# Bocah Nakal
Ku tatap wajahmu di keremangan malam
Wajah tuamu yang menjadi kusam
Kulihat dengan mengetahui kerut keningmu
Yang dulu tak dulu tampak
Tanganmu yang kuat
Kian lemah bersamaan usia
Langkah mu yang dulu tegap
Kini rapuh dan membungkuk
Maafkan aku ibu
Di saat semua orang berfikir aku udah dewasa
Aku tetap jadi bocah nakal pembuat ulah
Aku tetap menyuguhkanmu cerita duka
Yang kelak dapat jadi gurauan manja
Kala aku jadi anakmu yang berguna
Puisi Ibu – Tangisan Air Mata Bunda
TANGISAN AIR MATA BUNDA
Oleh Monika Sebentina
Dalam senyummu kau sembunyikan lelahmu
Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan caramu
Untuk dapat berikan harapan baru bagiku
Seonggok cacian selalu menghampirimu
secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan cara untuk masa depanku
mencari harapan baru ulang bagi anakmu
Bukan setumpuk Emas yang kau mengidamkan di dalam kesuksesanku
bukan gulungan duwit yang kau minta di dalam kesuksesanku
bukan termasuk sebatang perunggu di dalam kemenanganku
tapi keinginan hatimu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berbicara terhadapku
Aku menyayangimu saat ini dan pas aku tak ulang dengan denganmu
aku menyayangimu anakku dengan dengan ketulusan hati ku.
Oleh : Angel Heart
***
14# Maafkan Aku, Ibu
Akulah sang pengukir mimpi
Yang berharap pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku
Kau tuntun aku di jalur berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan do’amu
Memohon ampunan darimu
Karena ridho Allah adalah ridhomu
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku
SOSOK BERHATI MALAIKAT
Oleh : Binti Mahbubah
***
15# Ibu… Ayah…
Terima kasih atas semua pengorbananmu
Darimu, aku studi banyak hal
Sosok yang begitu tegar dan sabar
Dalam hadapi lika-liku kehidupan
Hatimu bagaikan malaikat
Kasih sayangmu tak terbatas waktu
Dalam tiap tiap doa mu
Kau tak dulu sedikitpun meniadakan kami
Bahkan ketika semua tertidur lelap
Kau bermunajat pada sang ilahi
Agar putra-putrimu jadi insan islami
Jasamu begitu besar kepada kami
Pengorbananmu begitu besar kepada kami
Hingga kau berkenan banting tulang
Kau peras semua keringatmu
Bahkan sengatan matahari, hantaman air hujan
Menjadi sahabatmu
Namun perihal itu tak sedikitpun mematahkan semangatmu
Kau tak dulu menghiraukan itu semua
Kau tidak berharap imbalan sedikitpun dari kami
Hingga kau berkenan mempertaruhkan jiwa dan ragamu
Sungguh mulianya hatimu
Ibu… Ayah…
Semoga Allah selalu menjaga tiap tiap langkahmu.